Kemiskinan dan stunting di NTB tinggi, Wapres tegur gubernur

Wapres meminta Gubernur NTB Zulkieflimansyah agar serius menangani kedua hal tersebut.

Wakil Presiden Ma'ruf Amin (tengah) menyimak penjelasan Danrem 162/WB Kolonel Czi Ahmad Rizal Ramdhani (kanan) tentang pembangunan Rumah Tahan Gempa (RTG) untuk korban gempa Lombok di Lingkungan Gontoran, Kelurahan Bertais, Kecamatan Sandubaya, Mataram, NTB, Rabu (19/2/2020). Foto Antara/Ahmad Subaidi

Wakil Presiden Ma'ruf Amin menegur Gubernur Nusa Tenggara Barat Zulkieflimansyah, lantaran angka kemiskinan dan kekerdilan anak atau stunting di wilayah tersebut masih tinggi. Wapres meminta Zulkieflimansyah agar serius menangani kedua hal tersebut.

"Pak Gubernur, NTB ini masih di atas angka kemiskinan nasional. Jadi kalau nasional itu 9%, ternyata di NTB masih 14%. Padahal harus kita turunkan sampai 6%. Jadi memang harus ada upaya serius,” kata Wapres di hadapan Zulkieflimansyah di Universitas Mataram, NTB, Rabu (19/2).

Menurut Ma'ruf, hal yang sama juga terjadi pada angka stunting. Dia menyebut stunting di NTB mencapai 33%. Padahal rata-rata stunting nasional saat ini berada pada angka 27,67%.

“Ternyata stunting di NTB masih di atas angka nasional, 33% lebih. Oleh karena itu harus kita tekan, jangan sampai anak-anak kita menjadi anak-anak yang terkena stunting, anak-anak yang kerdil, yang tidak tumbuh dengan semestinya,” kata Wapres menekankan.

Dia pun memerintahkan agar Pemerintah Provinsi NTB melakukan penanganan serius untuk mengurangi angka kemiskinan dan stunting. Apalagi kedua hal ini juga telah menjadi fokus perhatian pemerintah pusat.