Khofifah: Jatim siap dukung kebutuhan perawat nasional

"Provinsi Jatim ini sangat berpotensi menghasilkan perawat yang bisa mengisi kebutuhan di luar Jawa bahkan di luar negeri."

Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa, saat menutup Muswil X PPNI Jatim di Malang pada Sabtu (27/11/2021). Dokumentasi Pemprov Jatim

Gubernur Jawa Timur (Jatim), Khofifah Indar Parawansa, menilai, provinsinya berpotensi menyokong kebutuhan perawat di luar Pulau Jawa, yang rasionya rendah senasional. Pangkalnya, jumlah perawat yang dimiliki tertinggi se-Indonesia.

Berdasarkan hasil Survei Sensus Ekonomi Nasional (Susenas) dan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes), rasio perawat dengan penduduk di Jawa sebesar 1:815. Artinya, setiap satu perawat melayani 815 orang. Jatim paling kecil rasionya dengan 51.709 perawat. Sementara di luar Jawa, jumlahnya kian tinggi karena jumlah perawat semakin sedikit.

"WHO menyampaikan, bahwa terdapat kebutuhan 6 juta perawat yang bisa menjadi peluang perawat Indonesia. Nah, Provinsi Jatim ini sangat berpotensi menghasilkan perawat yang bisa mengisi kebutuhan di luar Jawa bahkan di luar negeri," ucap Khofifah.

Dirinya menambahkan, transformasi digital merupakan keniscayaan mengingat menjadi kebutuhan bagi berbagai sektor, termasuk perawat. Tidak sedikit layanan kesehatan yang kini menggunakan perangkat berbasis teknologi tinggi. 

"Artinya, para perawat perlu melakukan intensitas terhadap pengenalan alkes [alat kesehatan] berbasis hi-tech. Selain spesifik skill keperawatan, para perawat harus paham teknologi juga," jelasnya, melansir situs web Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim.