Khofifah semprot Pemkot Surabaya abaikan 35 pasien Covid-19

Sikap Pemkot Surabaya sempat membuat IGD RSUD dr. Soetomo kolaps sementara waktu.

Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa (kiri), berbincang dengan Dirut RSUD dr. Soetomo, Joni Wahyuhadi, di Grahadi, Surabaya, Jatim, Minggu (17/5/2020). Dokumentasi Pemprov Jatim

Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) kesal dengan sikap Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya karena langsung pergi usai mengantarkan puluhan pasien diduga terpapar coronavirus anyar (Covid-19) ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Soetomo. Apalagi, tanpa berkoordinasi dengan internal fasilitas kesehatan (faskes) itu.

"Dibawa ke sana dan tidak komunikasi dulu dengan Call Center Soetomo. Sehingga, pasien dibawa begitu saja, ditaruh di IGD (instalasi gawat darurat), kemudian ditinggal," ujar Direktur Utama RSUD dr. Soetomo, Joni Wahyuhadi, Di Surabaya, Minggu (17/5) malam.

"Ini menyalahi PMK (tentang) Rujukan Nomor 1 Tahun 2012. Secara etika, tidak baik. Mungkin sulit, tapi ini dijadikan standar. Jadi ada call center, screening, ada Covid Clinic Center. Semua rumah sakit sudah tahu," imbuhnya.

Insiden tersebut terjadi Sabtu (16/5) malam. Ada sekitar 35 pasien yang datang ke IGD RSUD dr. Soetomo, baik datang sendiri maupun diantar kerabat atau petugas medis Pemkot Surabaya.

Akibatnya, petugas yang berjaga di IGD sempat kerepotan menempatkan pasien Covid-19 di ruang lain agar tidak menulari pasien umum. Berlangsung hingga beberapa jam.