Kompolnas: Jaringan teroris semakin rapi

Masyarakat perlu mewaspadai kedok-kedok dari pelaku teroris

ilustrasi. Istimewa

Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) menyoroti skema jaringan teroris di Indonesia semakin rapi. Sebab, banyak masyarakat yang tidak menduga ada seorang pelaku teroris berprofesi sebagai dokter seperti yang terjadi pada dokter Sunardi di Sukohardjo. 

Komisioner Kompolnas, Poengky Indarti mengatakan masyarakat perlu mewaspadai kedok-kedok dari pelaku teroris. Lantaran, di balik profesi yang sangat humanis, ia merancangkan penyerangan terhadap manusia lainnya. 

"Terkait dengan keheranan beberapa pihak bahwa tersangka adalah seorang dokter, hal tersebut diduga karena aktivitas jaringan teroris sangat rapi sehingga masyarakat tidak mungkin bisa melihat secara langsung. Kita melihat dari praktek jaringan teroris yang ada di Indonesia memang rata-rata pelakunya tidak diduga masyarakat. Justru ini yang perlu menjadi kewaspadaan masyarakat," kata Poengky kepada Alinea.id, Minggu (13/3). 

Poengky meminta masyarakat untuk mempercayakan penanganan pelaku teroris kepada polisi yang dalam hal ini Densus 88 Anti Teror Mabes Polri. Menurutnya, Densus tidak akan melakukan penindakan hukum jika belum menerima bukti atau data yang cukup kuat. 

"Sebelum menjadikan tersangka dan melakukan pengejaran, Densus 88 pasti sudah mendapatkan cukup data," ujar Poengky.