sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Kompolnas: Jaringan teroris semakin rapi

Masyarakat perlu mewaspadai kedok-kedok dari pelaku teroris

Immanuel Christian
Immanuel Christian Senin, 14 Mar 2022 15:40 WIB
Kompolnas: Jaringan teroris semakin rapi

Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) menyoroti skema jaringan teroris di Indonesia semakin rapi. Sebab, banyak masyarakat yang tidak menduga ada seorang pelaku teroris berprofesi sebagai dokter seperti yang terjadi pada dokter Sunardi di Sukohardjo. 

Komisioner Kompolnas, Poengky Indarti mengatakan masyarakat perlu mewaspadai kedok-kedok dari pelaku teroris. Lantaran, di balik profesi yang sangat humanis, ia merancangkan penyerangan terhadap manusia lainnya. 

"Terkait dengan keheranan beberapa pihak bahwa tersangka adalah seorang dokter, hal tersebut diduga karena aktivitas jaringan teroris sangat rapi sehingga masyarakat tidak mungkin bisa melihat secara langsung. Kita melihat dari praktek jaringan teroris yang ada di Indonesia memang rata-rata pelakunya tidak diduga masyarakat. Justru ini yang perlu menjadi kewaspadaan masyarakat," kata Poengky kepada Alinea.id, Minggu (13/3). 

Poengky meminta masyarakat untuk mempercayakan penanganan pelaku teroris kepada polisi yang dalam hal ini Densus 88 Anti Teror Mabes Polri. Menurutnya, Densus tidak akan melakukan penindakan hukum jika belum menerima bukti atau data yang cukup kuat. 

"Sebelum menjadikan tersangka dan melakukan pengejaran, Densus 88 pasti sudah mendapatkan cukup data," ujar Poengky. 

Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) cabang Sukoharjo, Arif Budi Satria meminta masyarakat supaya tidak mengaitkan perkara tersebut dengan profesi Sunardi sebagai seorang dokter. Sebab, selama ini IDI dan dokter fokus pada kemanusiaan sementara yang ada saat ini berkaitan dengan terorisme. 

"Agar tidak terjadi distorsi, kami meminta masyarakat agar tidak menyangkutpautkan kasus terorisme yang disangkakan kepada Sunardi dengan profesinya sebagai dokter. Perlu ada koreksi penyebutan, jangan almarhum dokter Sunardi, tapi Bapak Sunardi," kata Arif dalam keterangan, Senin (14/3). 

Selain itu, kata Arif, setiap dokter juga selalu diingatkan akan sumpah yang diucapkan pada saat dilantik menjadi dokter. Dalam kaitannya dengan hal ini, Arif menegaskan terutama bahwa 
keterkaitan IDI dan profesi dokter dengan dugaan terorisme menjadi sebuah kontradiktif. 

Sponsored

"Karena sebagaimana bahwa profesi-profesi lainpun bisa mengalami hal yang sama. Pengawasan dan pembinaan terus dilakukan oleh IDI Sukoharjo supaya tidak terlibat dalam kegiatan yang membahayakan orang lain," ucap Arif. 

Polisi menyatakan bahwa status dokter Sunardi sebagai tersangka kasus teroris. Almarhum dinyatakan menjadi anggota JI, dan menjadi Penanggung Jawab organisasi HASI yg terafiliasi JI. Sementara, yang membuat Densus 88 terpaksa melakukan tindakan tegas terukur adalah karena tersangka melakukan tindakan perlawanan menabrakkan mobil yang membahayakan nyawa aparat dan masyarakat.

Berita Lainnya
×
tekid