Kontraproduktif, kebijakan pemerintah 'jinakkan' corona

Jokowi dan jajaran cenderung "tampak santai" sejak Covid-19 merebak.

Presiden Jokowi saat hendak menyampaikan keterangan pers terkait penangangan Covid-19 di Istana Bogor, Jabar, Minggu (15/3/2020). Foto Antara/Sigid Kurniawan

Kebijakan pemerintah dalam menangani coronavirus anyar (Covid-19) kontraproduktif. Lantaran membatasi interaksi sosial (social distancing). Namun, membiarkan warga negara asing (WNA) masuk Tanah Air.

"Kita imbau orang buat tinggal di rumah. Tapi, kita masukkan orang dari negara lain ke Indonesia. Kan, itu kontradiktif. Gimana kita percaya pemerintah bisa melindungi warganya?" ucap sosilog Universitas Nasional (Unas), Erna Ermawati Chotim, saat dihubungi Alinea.id di Jakarta, Jumat (20/3).

Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebelumnya, meminta masyarakat membatasi interaksi terhadap sesama. Juga sebaiknya berdiam diri di rumah. Guna meminimalisasi penyebaran SARS-CoV-2.

Di sisi lain, hingga kini pemerintah belum menutup akses masuk dan keluar Indonesia dari mancanegara. Kecuali WNA yang pernah berkunjung ke Vatikan, Spanyol, Prancis, Jerman, Swiss, dan Inggris dalam 14 hari terakhir.

Bahkan, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Panjaitan, sempat meminta publik tak mempersoalkan kehadiran 49 WN China di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) via Thailand. Dalihnya, takada yang dilanggar.