Korupsi dana gempa pembangunan sekolah, Muhir: Saya dijebak

Tersangka korupsi dana pembangunan sekolah pascagempa di Lombok bakal mengajukan praperadilan

Warga korban gempa merehabilitasi hunian mereka sementara. Antara Foto

Muhir, tersangka kasus korupsi dana pembangunan sekolah pascagempa di Mataram, Lombok, Nusa Tenggara Barat, mengaku dijebak. Pasalnya, kata Muhir, dirinya tidak pernah mengambil keuntungan dari proyek yang dianggarkan mencapai Rp4,2 miliar tersebut. Karenanya, dia menegaskan bakal melawan dengan cara menempuh jalur praperadilan.

"Saya tidak pernah memakan dana gempa. Saat penangkapan (OTT), uang itu tidak ada sama saya, ada sama Totok, si kontraktor. Tidak pernah saya pegang (dana gempa) apalagi sampai makan itu uang," kata Muhir di Nusa Tenggara Barat, Senin, (24/9).

Menurut Muhir, ada kesalahan dalam kasus ini. Tidak hanya dalam proses penangkapannya yang dinilai ada upaya penjebakan, namun juga penetapan dirinya sebagai tersangka juga dianggap tidak sah. Dengan begitu, tersangka bakal mengajukan praperadilan.

"Saya sudah siap melawan dengan menempuh jalur praperadilan, kita lihat saja nanti," ujarnya.

Seperti diketahui, tersangka Muhir melakukan pemerasan terhadap proyek rehabilitasi SD dan SMP pascagempa Kota Mataram. Muhir menjalani pemeriksaan perdana di hadapan jaksa penyidik Kejaksaan Negeri Mataram, Nusa Tenggara Barat, Senin (24/9) sekitar pukul 11.00 WITA.