KSB di Papua dinilai menunggangi isu #BlackLivesMatter

Aksi #PapuaLivesMatter dianggap memperkeruh kondisi di Papua.

Aksi Solidaritas Papua NKRI di seberang Patung Kuda Arjuna Wiwaha, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Senin (15/6/2020). Alinea.id/Ardiansyah Fadli

Solidaritas Papua NKRI menyatakan, kelompok separatis bersenjata (KSB) menunggangi isu rasisme di balik ramainya tanda pagar (tagar) #BlackLivesMatter dengan #PapuaLivesMater via media sosial (medsos). Tujuannya, merdeka dari Indonesia.

"Kasus rasisme di Amerika tidak sama dengan Papua. Jangan bawa-bawa kasus tersebut dan memperkeruh Papua," ujar Koordinator Solidaritas Papua NKRI, Robert Rolan Ricardo Imbiri, sela aksi di seberang Patung Kuda Arjuna Wiwaha, Jakarta Pusat, Senin (15/6). 

Aksi #BlackLivesMatter belakangan ini bermula dari tewasnya warga kulit hitam, George Floyd, imbas kebrutalan kepolisian saat ditangkap di Minneapolis, Minnesota, Amerika Serikat, 25 Mei 2020. Gelombang demonstrasi berlanjut hingga kini.

Robert melanjutkan, KSB juga mulai aktif menjadi pembicara di sejumlah diskusi daring. Dicontohkannya perwakilan United Liberation Movement for West Papua (ULMWP), seperti Markus Haluk, sebagai narasumber. "Padahal, mereka jelas-jelas memanfaatkan isu Papua untuk pendanaan pribadi," klaimnya.

Masyarakat Papua, menurutnya, tetap ingin bersatu dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Pun cinta damai dan menghargai proses hukum berlaku.