Kurikulum salah satu sebab munculnya kekerasan terhadap anak

Kurikulum pendidikan yang terlampau padat menyita waktu bermain untuk anak.

Ilustrasi kekerasan terhadap anak. Pixabay

Komisioner Lembaga Perlindungan Anak (LPA), Seto Mulyadi, mengatakan kurikulum pendidikan yang tidak idela menjadi salah satu faktor penyebab meningkatnya kekerasan terhadap anak. Pasalnya, karena kurikulum yang tak sesuai itulah membuat anak menjadi tertekan. 

“Misalnya dengan kurikulum yang terlalu padat, menyebabkan anak mengaalihkan konsentrasinya pada hal-hal lain,” kata Seto Mulyadi ketika ditemui di Jakarta. 

Menurutnya, kurikulum pendidikan yang terlampau padat menyita waktu bermain untuk anak. Akibatnya, tak sedikit anak-anak banyak yang mengalami stress karena tidak merasa nyaman. Jika ketidaknyamanan itu terlalu lama dipendam, pada akhirnya sang anak akan melakukan pemberontakan. 

“Seperti terkai kasus bullying, misalnya, itu sangat tinggi," ujar Seto. 

Sementara menurut Deputi Bidang Perlindungan Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Nahar, perlindungan terhadap anak dari unsure kekerasan memang belum maksimal. Sebab, banyak daerah belum memiliki unit layanan terpadu saat menangani kasus-kasus kekerasan yang menimpa anak.