Lebih dari 6.000 WNI terdeteksi jadi teroris di luar negeri

Ratusan orang di antaranya terdeteksi sebagai teroris di Suriah.

Menko Polhukam Mahfud MD memberikan keterangan pers di Kemenko Polhukam, Jakarta, Kamis (12/12/2019). Foto Antara M Risyal Hidayat

Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Mahfud MD menyatakan ada lebih dari 6.000 warga negara Indonesia atau WNI, yang masuk dalam jaringan foreign terrorist fighter (FTF) atau teroris lintas batas. Mereka tersebar di sejumlah negara dan telah teridentifikasi oleh negara tempat mereka berada.

Menurut Mahfud, ratusan orang di antaranya teridentifikasi berada di Suriah. 

"Dari Suriah saja kita punya 187 WNI. Pokoknya lebih dari 6.000 warga kita di luar negeri, yang sekarang diidentifikasi oleh negara yang didatangi, sebagai teroris," kata Mahfud di kantornya, Jakarta Pusat, Jumat (10/1).

Menurutnya, berbagai negara saat ini sedang membahas upaya pemulangan ribuan orang tersebut ke tanah air. Salah satunya adalah Jepang, yang tengah menjajaki kerja sama penanggulangan terorisme dan deradikalisme dengan Indonesia.

Mahfud menjelaskan, kekhawatiran Jepang terhadap terorisme meningkat karena aktivitas para pelaku teror saat ini lebih modern. Selain karena teknologi, gerak-geriknya sulit dideteksi karena melibatkan perempuan dan anak-anak.