Lebih dari seperempat remaja Indonesia menderita anemia

Pola mankan jadi penyebab tingginya penderita anemia di indonesia.

Ilustrasi anemia/Freepik

Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI), Prof. dr. Endang Laksminingsih mengungkapkan, penderita anemia di Indonesia sangat tinggi. Penyebabnya adalah pola makan yang berisiko anemia defisiensi besi.

“Sumber zat besi yang paling baik adalah pangan hewani seperti daging, ikan, unggas. Sementara bahan makanan penduduk Indonesia sebagian besar berasal dari pangan nabati. Zat besi nabati lebih sulit diserap dalam pencernaan,” ujarnya saat Temu Media Hari Gizi Nasional ke-61, Jumat (22/01).

Akibatnya, lanjut dr. Endang, rata-rata penduduk Indonesia mengonsumsi makanan dengan zat besi yang lebih rendah dari yang dibutuhkan untuk membentuk Hemoglobin (Hb). Jika hal ini terus terjadi, kekurangan zat besi dapat menyebabkan anemia.

“Kadar Hb yang rendah menyebabkan terhambatnya aliran oksigen ke seluruh tubuh, termasuk otak dan otot. Hal ini menyebabkan produktivitas dan prestasi menurun, imunitas menurun yang menyebabkan mudah terserang penyakit infeksi, dan kesegaran tubuh tidak optimal,” tuturnya.

Dia mengungkapkan, lebih dari seperempat pada anak 12 bulan hingga 12 tahun menderita anemia dan remaja 13 hingga 18 tahun. Selain itu, sebanyak 22,7% perempuan dan 12,4% laki-laki juga menderita anemia. Sedangkan ibu hamil tercatat 48,9% menderita anemia pada 2018.