Mangkrak, nasib proyek normalisasi sungai di Jakarta

Janji Pemprov DKI untuk menuntaskan penderitaan ribuan warga Jakarta yang kerap menjadi korban banjir, kini tak terdengar lagi.

Deretan bangunan rumah warga yang berada di bantaran Sungai Ciliwung, Jakarta, Minggu (17/6)./ Antarafoto

Program penuntasan banjir di Jakarta tak jelas. Kini tak lagi terdengar sepak terjang dari Pemprov DKI untuk menuntaskan penderitaan ribuan warga Jakarta yang kerap menjadi korban ketika Ciliwung meluap.

Padahal, hingga saat ini normalisasi Sungai Ciliwung baru berjalan 50% atau 16 km dari total panjang 33 km. Masih kurang 17 km untuk menuntaskan masalah klasik banjir di Ibukota.

Kepala Balai Besar Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC) Jarot Widyoko mengatakan, sejak 2017 proyek normalisasi sungai Ciliwung dan Pesanggarahan dihentikan. Pasalnya, tidak ada kepastian dari Pemprov DKI yang berkewajiban melaksanakan pembebasan lahan. 

Ia mengungkapkan, pada tahun yang sama BBWSCC terpaksa mengembalikan anggaran Rp 40 miliar karena normalisasi tidak bisa dilaksanakan.

Untuk 2018 ini, BBWSCC sama sekali tidak menganggarkan. Karena itulah, pihaknya menyurati Gubernur Anies Baswedan, menanyakan kelanjutan normalisasi sungai. "Bulan Mei kemarin saya sudah membuat surat ke Bapak Gubernur menanyakan," katanya, Selasa (26/6).