Membakar ogoh-ogoh agar sifat negatif luruh

Masyarakat Bali menganggap ogoh-ogoh sebagai perwujudan bhuta kala atau kekuatan negatif .

Sejumlah pemuda mengarak ogoh-ogoh di Gianyar

Satu hari menjelang hari raya Nyepi, ratusan ogoh-ogoh mulai berjejer di kawasan Denpasar, Bali. Pada Malam Pengerupukan Nyepi di Denpasar pada Jumat (16/3) diperkirakan bakal ada 688 ogoh-ogoh yang tersebar di Kota Denpasar. 

Jumlah tersebut bisa saja terus bertambah, melihat antusiasme warga untuk membawa boneka raksasa tersebut. Daerah lain di Bali seperti Gianyar juga tidak kalah ramai dari Denpasar. 

Belasan ogoh-ogoh atau boneka besar hasil kreativitas anak-anak muda dari tujuh desa adat di Desa Tembuku ikut ambil bagian dalam parade ogoh-ogoh. Pameran ogoh-ogoh dibuka Bupati Bangli I Made Gianyar pada Kamis malam.

Pawai ogoh-ogoh selain untuk menyambut Hari Suci Nyepi Tahun Baru Saka 1940. Plus, memupuk rasa persaudaraan, kebersamaan serta persatuan antar sesama warga dalam membangun Desa Tembuku melalui kegiatan seni dan budaya.

Bupati Bangli I Made Gianyar memberikan apresiasi dan mengaku sangat bangga dengan penampilan berbagai jenis ogoh-ogoh oleh masyarakat Tembuku. Hal itu sangat mendukung upaya pelestarian dan pengembangan seni budaya Bali.