Menaker: 140.000 pekerja Indonesia terjebak di Hong Kong dan Taiwan

Pemerintah akan mengirimkan masker kepada pekerja migran Indonesia yang berada di Hongkong dan Taiwan mengantisipasi penularan coronavirus.

Pekerja domestik asing memakai masker untuk melindungi diri dari Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS), di Hong Kong, 30 Maret 2003. Foto Antara/REUTERS/Kin Cheung/File Photo.

Menteri Tenaga Kerja Ida Fauziyah mengatakan ratusan ribu pekerja migran Indonesia (PMI) masih berada di Hong Kong dan Taiwan. Ida merinci PMI yang berada di Hongkong mencapai 63.000 orang, sedangkan yang berada di Taiwan mencapai 78.000 orang.

Menurut Ida, pemerintah akan mengirimkan masker kepada PMI yang berada di Hongkong dan Taiwan sebagai antisipasi penularan coronavirus.

"Sampai hari ini kita koordinasi dengan atase ketenagakerjaan di sana, alhamdulillah mereka dalam kondisi yang sehat. Mudah-mudahan terus sehat tidak terpapar virus korona," katanya di Kemenko Perekonomian, Jakarta, Senin (3/2).

Ida pun menerangkan, dibandingkan dengan China, jumlah PMI yang berada di Hongkong dan Taiwan jauh lebih banyak, di China PMI hanya sebanyak 38 orang.

Dia pun menuturkan, kebutuhan mendesak bagi PMI yang ada di Hongkong dan Taiwan saat ini adalah masker. Meski di Indonesia ketersediaan masker mulai menipis, namun dia memastikan pemerintah akan mengirimkan masker bagi PMI yang ada di dua negara tersebut.