Menanti efektivitas strategi kelancaran arus mudik dan balik

Khusus untuk Jabodetabek, jumlah pemudik diperkirakan mencapai 14,9 juta orang

Pengendara melintasi ruas jalan Tol Jakarta-Cikampek, di Bekasi, Jawa Barat, Selasa (14/5)./Antara Foto

Kesiapan infrastruktur dan strategi mendukung kelancaran arus mudik dan balik lebaran, menjadi salah satu fokus pemerintah setiap menjelang lebaran. Tak terkecuali pada tahun ini.

Salah satu penyebabnya adalah, budaya bersilaturahmi bersama keluarga pada saat momentum lebaran di kampung halaman. Tidak heran kalau pada setiap tahunnya, jumlah pemudik mengalami peningkatan.

Berdasarkan Survei Angkutan Lebaran 2019 yang dilakukan Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Perhubungan, potensi pemudik dari Banten, Jabodetabek, dan Bandung Raya diprediksi mencapai 18,29 juta orang. 

Khusus untuk Jabodetabek, jumlah pemudik diperkirakan mencapai 14,9 juta orang, dengan sebagian besar pemudik menggunakan bus dengan porsi 30% atau 4,46 juta orang. Menggunakan mobil pribadi dengan porsi 28,9% atau 4,3 juta orang. Selanjutnya, kereta api 16,7% atau 2,49 juta orang, pesawat 9,5% atau 1,41 juta orang, dan sepeda motor 6,3% atau sekitar 986,78 ribu orang. Semua berlangsung dengan waktu yang hampir bersamaan.

"Arus mudik lebaran diperkirakan mulai padat pada H-7 lebaran atau pada 29 Mei 2019 atau jatuh pada Kamis. Sementara pada Jumat, 30 Mei 2019 terdapat hari libur nasional, yakni hari memperingati Kenaikan Isa Almasih," duga Direktur Jenderal Perhubungan Darat Budi Setiadi kepada wartawan, beberapa waktu lalu.