Menengok korban aksi teror bom Surabaya

Aksi bom bunuh diri di gereja Surabaya oleh keluarga Dita menelan korban jiwa & kerusakan sejumlah bangunan. Bagaimana kondisinya saat ini?

Lokasi aksi bom bunuh diri di Surabaya/ (Foto: Ayu Mumpuni/Alinea.id)

Aksi bom bunuh diri di gereja Surabaya oleh keluarga Dita menelan korban jiwa dan kerusakan sejumlah bangunan. 

Trauma Healing terus dilakukan kepada jamaat gereja sampai saat ini. Beberapa jemaat masih tidak berani melakukan ibadah di Gereja Santa Costa Pusat Surabaya Jemaat Sawahan.

Tiga orang anak bernama Khayla (9), Clarisa (6) dan Racuel (7) baru tiga minggu belakangan ini kembali mengikuti sekolah Minggu di Gereja Santa Costa Pusat Surabaya Jemaat Sawahan. Setelah 13 Mei 2018 lalu, mereka menjadi korban luka dari ledakan bom yang dilakukan keluarga Dita, traumatis menyelimuti hari-hari ketiga bocah tersebut.

Saat itu ketiganya sedang berada di area depan gereja untuk menunggu kebaktian kedua yang mulai pukul 08.30 WIB. Sampai pada akhirnya masuk sebuah mobil Avanza hitam menerobos dan meledak sehingga melukai mereka akibat bunyi ledakan serta serpihannya.

Dari kejadian itu, Khayla harus merasakan luka dan dijahit sebanyak 24 jahitan, kemudian Clarisa harus mendapatkan luka di sekitar perut, dan yang paling parah Racuel mendapat masalah dengan pendengarannya. Telinga sebelah kiri mengalami penurunan pendengaran dan telinga sebelah kanannya justru lebih peka dengan suara-suara, bahkan dari jarak yang jauh.