Menkes: Petugas kesehatan di Wamena menolak dipulangkan

65 tenaga medis masih berjaga di sana, terdiri dari 31 dokter umum dan spesialis, beserta 34 perawat.

Menteri Kesehatan Nila F Moeloek (tengah) didampingi perwakilan organisasi profesi kesehatan bersama TNI dan Polri memberikan keterangan kepada wartawan mengenai keamanan tenaga medis di wilayah terdampak kerusuhan Wamena, di Kantor Kemenkes, Jakarta, Senin (30/09).AntaraFoto

Meninggalnya tenaga medis di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua, tak membuat relawan kesehatan lain yang bertugas di wilayah konflik tersebut, putus arang.

Menteri Kesehatan Nila Moeloek meyakinkan, semua petugas kesehatan di sana justru menolak saat ditawarkan untuk kembali ke kota asal masing-masing.

Menurut data terakhir yang dikumpulkan Kemenkes, 65 tenaga medis masih berjaga di sana, terdiri dari 31 dokter umum dan spesialis, beserta 34 perawat.

"Mereka justru menolak untuk pulang, mereka sangat mempedulikan nasib warga yang tinggal di wilayah kerusuhan di sana, mereka sangat memegang teguh prinsip kemanusiaan, untuk itu kami sangat mengapresiasi pengorbanan mereka," ujar Nila dalam konferensi pers di Gedung Kementerian Kesehatan, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (30/9).

Sebagaimana diketahui, salah seorang dokter yang bertugas di Wamena bernama dr Soeko Masetiyo (53), menghembuskan nafas terakhirnya setelah mengalami cedera di kepalanya saat terjebak kerumunan massa di wilayah kerusuhan di sana, pada 23 September 2019.