Menristek sebut 2 inovasi siap menggantikan rapid test

Untuk membantu screening yang lebih akurat, sekaligus untuk membantu testing, Kemristek laporkan ada dua inovasi dari dalam negeri.

Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Bambang Brodjonegoro

Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Bambang Brodjonegoro menyatakan, Indonesia telah melakukan riset dan inovasi untuk 3T (tresting, treacing, dan treatment). Hasilnya, beberapa inovasi sedang dikembangkan untuk menghasilkan proses screening lebih cepat, akurat dan murah.

“Harus mengutamakan hasil inovasi dan produksi dari dalam negeri agar dapat mengurangi impor rapid test,” jelas Bambang, dalam Rapat terbatas, Senin (12/10). 

Hal ini dilakukan karena rapid test bersifat antibodi yang memiliki sensitivitasnya tinggi namun spesifisitasnya rendah, mengakibatkan tingkat akurasinya kerap kurang tepat. 

“Untuk membantu screening yang lebih akurat sekaligus untuk membantu testing, kami laporkan ada dua inovasi dari dalam negeri yang diperkirkan akan menjadi solusi untuk mengurangi ketergantungan terhadap PCR test dan solusi untuk screening yang lebih baik,” tambah Bambang.

Inovasi pertama untuk proses screening Covid-19, yakni GeNose yang dikembangkan Universitas Gadjah Mada (UGM). GeNose ini mendeteksi keberadaan virus Covid-19 dengan menggunakan hembusan nafas dan pendekatan ini diklaim juga bisa menghasilkan upaya screening yang lebih cepat, akurat dan murah.