Monas 'digunduli', DPRD Jakarta: Kayaknya dendam benar

Pras menilai, langkah tersebut menimbulkan masalah anyar.

Sejumlah buruh mengerjakan pembangunan Plaza Selatan Monumen Nasional (Monas) di Jakarta, Rabu (22/1/2020). Foto Antara/Aditya Pradana Putra

Ketua DPRD DKI Jakarta, Prasetio Edi Marsudi, menilai, Dinas Kehutanan (Dishut) "alergi" dengan keberadaan pepohonan di kawasan Monumen Nasional (Monas). Lantaran menebang 190 pokok kayu kala merevitalisasi kompleks ikon Ibu Kota dan Indonesia tersebut.

"Kenapa, sih, kadis di DKI ini, khususnya Kehutanan, ini kalau melihat tanaman pohon, kayaknya dendam benar, ya? Kayak mau bunuh orang, Pak," ucapnya di Gedung DPRD Jakarta, Rabu (19/2).

Menurutnya, betonisasi pada ruang terbuka hijau (RTH) eks pepohonan tersebut menimbulkan masalah anyar. Seperti mengurangi area resapan air. Dus, memperparah banjir.

"Kalau terjadi hujan lokal, mau dibawa ke mana ini air? Saya lihat langsung. Digeletakkin gitu saja," ujar politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu.

"Ini enggak benar, Pak. Tolonglah, Pak. apakah Pemda (Pemerintah Daerah) DKI mau ribut terus dengan kita?" imbuh Pras, nama panggilannya.