Muhammadiyah mundur dari POP Kemendikbud, ini alasannya

Pemilihan ormas yang lolos evaluasi pada POP dinilai tidak jelas.

Logo Muhammadiyah/foto wikipedia.org

Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Pimpinan Pusat Muhammadiyah memutuskan mundur dari Program Organisasi Penggerak (POP) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Rabu (22/7). 

POP merupakan salah satu bagian dari program Merdeka Belajar yang fokus untuk mencapai hasil belajar baik dalam literasi maupun karakter.

Wakil Ketua Majelis Dikdasmen PP Muhammadiyah, Kasiyarno menyampaikan tiga alasan atas mundurnya Muhammadiyah dari POP tersebut.

Pertama, jelas dia, Muhammadiyah memiliki 30.000 satuan pendidikan yang tersebar di seluruh Indonesia. Perserikatan Muhammadiyah, jelas dia, sudah banyak membantu pemerintah dalam menyelenggarakan pendidikan sejak sebelum Indonesia merdeka.

"Sehingga tidak sepatutnya diperbandingkan dengan organisasi masyarakat yang sebagian besar baru muncul beberapa tahun terakhir, dan terpilih dalam Program Organisasi Penggerak Kemendikbud RI sesuai surat Dirjen GTK tanggal 17 Juli Tahun 2020 Nomer 2314/B.B2/GT/2020,” kata Kasiyarno dalam keterangannya, Rabu (22/7).