Nasib pekerja informal setelah badai Covid-19

Pekerja informal sangat bergantung pada program padat karya

Sejumlah pemulung mengenakan masker saat bekerja pada masa PSBB di Kota Pekanbaru, Riau, Rabu (22/4)/Foto Antara/FB Anggoro.

Direktur Eksekutif Rujak Center for Urban Studies Elisa Sutanudjaja mengatakan, setelah pandemi coronavirus 2019 atau Covid-19 berakhir, nasib para pekerja informal sangat bergantung pada program-program industri padat karya yang digulirkan pemerintah lewat kementerian-kementerian terkait.

“Istilahnya (para pekerja informal di Jabodetabek) akan ditarik ke desa. Ini menarik jika program bisa berjalan dengan benar. Itu sebenarnya bisa membantu. Asalkan tidak seperti Kartu Prakerja,” ucapnya, saat dihubungi, Rabu (22/4).

Menurut Elisa, proses pemulihan perekonomian di kota-kota besar di Indonesia membutuhkan waktu beberapa tahun.

Lama proses pemulihan tersebut bakal memukul kehidupan para pekerja informal yang tinggal di kota-kota besar, seperti Jakarta dan Surabaya. 

Para pekerja informal dan buruh korban PHK kemungkinan besar akan tersedot masuk dalam program padat karya tersebut.