OTT pengaruhi persepsi publik kepada KPK

Persepsi publik yang menganggap kinerja KPK baik itu tak lepas dari operasi senyap akhir tahun.

Logo KPK. Foto Antara

Berdasarkan survei KedaiKOPI 85,8% masyarakat nilai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) berhasil menjalankan tugas apabila melakukan operasi tangkap tangan (OTT). Akan tetapi, saat ditanya pertanyaan berbeda, ada perubahan yang signifikan.

Direktur Eksekutif Lembaga Survei KedaiKOPI, Kunto Adi Wibowo menjelaskan, ketika responden ditanya lebih pilih banyak OTT atau kasus korupsi lebih sedikit, persentasenya terbilang 50:50.

"Berbeda dari pertanyaan sebelumnya kalau tadi 85,8% responden bilang banyak OTT, kalau di sini hampir 50:50 yang bilang bahwa indikator KPK berhasil itu ada 50% bilang banyak OTT, 50% bilang korupsinya sedikit," ucap Kunto saat memaparkan hasil survei secara virtual, Senin (25/1).

Sementara dalam kinerja, ujar Kunto, 85,5% publik menilai kinerja KPK baik dengan rata-rata skala 1-10 ada di angka 6,83. Namun, tiga alasan masyarakat yang menilai kinerja belum baik karena masih banyak korupsi 27,7%, koruptor belum tertangkap 17,4%, dan kinerja kurang maksimal 13,5%.

"Sedangkan alasan kinerja KPK baik adalah banyak koruptor tertangkap (55,1%). Sekali lagi, OTT jadi indikator yang paling kelihatan bagi publik tentang kinerja KPK ini," ujarnya.