P2G minta pemda tak memaksa pembukaan sekolah tatap muka

Waktu ujian akhir semester (UAS) hanya tersisa sekitar tiga mingga saja.

Ilustrasi pendidikan jarak jauh. Pixabay

Koordinator Perhimpunan untuk Pendidikan dan Guru (P2G) Satriwan Salim menyarankan, agar pembelajaran jarak jauh (PJJ) diteruskan hingga akhir tahun.  Ia menilai, pembukaan sekolah tatap muka berpotensi tidak efektif jika dilakukan pertengahan November ini. Sebab, waktu ujian akhir semester (UAS) hanya tersisa sekitar tiga mingga saja.

Ada beberapa alasan mengapa pembukaan sekolah tidak optimal ketika awal Desember siswa akan melaksanakan UAS semester ganjil. Pertama, pembelajaran dibagi dua sif. Kedua, tidak boleh ada kegiatan ekstrakurikuler. Ketiga, tidak boleh ada kegiatan olahraga. Keempat, kantin ditutup. Kelima, interaksi siswa antar kelas sangat terbatas. Keenam, waktu belajar terbatas.

“Melihat ketatnya aturan pelaksanaan pembelajaran di sekolah, maka P2G meminta agar daerah-daerah tidak memaksakan belajar tatap muka. Kami tegaskan, lebih baik PJJ diteruskan sampai akhir tahun,” ujar Satriwan dalam keterangan tertulis, Selasa (17/11).

Di sisi lain, pembukaan sekolah harus melalui ‘persetujuan’ orang tua murid. Tidak ada paksaan bagi orang tua agar anaknya diizinkan belajar tatap muka. Pemerintah daerah (Pemda) tidak boleh semaunya membuka sekolah tanpa meminta persetujuan dari semua orang. Pemda dan sekolah harus melibatkan orang tua.

Bahkan, seandainya ada beberapa orang tua yang tidak mengizinkan anaknya masuk, maka guru dan sekolah tetap wajib memberi layanan pembelajaran kepada siswa tersebut. Sekolah tidak boleh memaksa orang tua memberi izin.