P2G minta pemerintah percepat vaksinasi anak

P2G minta harus ada pendataan jelas dan valid terhadap anak usia 12-17 tahun, yang umumnya di jenjang SMP/Mts dan SMA/SMK/MA.

Ilustrasi. Pixabay

Perhimpunan Pendidikan dan Guru atau P2G meminta pemerintah mempercepat vaksinasi Covid-19 anak 12-17 tahun yang berada di luar Jawa-Bali dan guru. Sebab, apabila sekolah di luar wilayah pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat 3-20 Juli sudah memenuhi syarat, maka pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas bisa dilaksanakan.

"Jangan sampai mereka belum divaksinasi, tetapi pemerintah daerah sudah menetapkan PTM terbatas, tentu ini sangat berisiko," kata Koordinator Nasional P2G Satriwan Salim dalam keterangan yang diterima, Senin (5/7).

Lebih lanjut, P2G minta harus ada pendataan jelas dan valid terhadap anak usia 12-17 tahun, yang umumnya di jenjang SMP/Mts dan SMA/SMK/MA. Menurutnya, ada sekitar 10,13 juta siswa SMP; 4,78 juta siswa SMA; dan 4,9 juta siswa SMK.

Angka ini belum termasuk siswa MTs dan MA di bawah Kementerian Agama (Kemenag) dan anak-anak yang ikut Paket A, B, dan C atau pendidikan kesetaraan/non formal. Satriwan mengatakan, angka ini lebih besar ketimbang vaksinasi pendidik dan tenaga kependidikan yang berjumlah 5,6 juta orang.

Sementara itu, Kepala Bidang Advokasi P2G Iman Z Haeri, menambahkan, P2G mendorong pemerintah, dinas pendidikan, termasuk sekolah, untuk melakukan sosialisasi vaksinasi kepada masing-masing orang tua. Hal ini, wajib menggandeng organisasi Komite Sekolah atau Persatuan Orang Tua Murid dan Guru atau POMG.