P2G sebut asesmen nasional ala Nadiem perburuk pendidikan

Lantaran menjadikan siswa sebagai objek mengingat kebijakan itu menyuburkan praktik bisnis di sektor pendidikan.

Ilustrasi. Pixabay

Perhimpunan untuk Pendidikan dan Guru (P2G) mengkritik penerapan asesmen nasional (AN) sebagai standar kelulusan, yang menggantikan ujian nasional (UN), lantaran menyuburkan praktik "jualan lulus AN" oleh berbagai bimbingan belajar (bimbel) sekalipun pemerintah pernah menyebut hasilnya tidak memiliki konsekuensi bagi institusi pendidikan.

Koordinator P2G, Satriwan Salim, lalu mencontohkannya dengan webinar pendidikan "Jurus Jitu Lulus Asesmen Nasional" yang difasilitasi Kampus Guru Cikal pada Selasa (3/11) malam. Acara tersebut ditujukan kepada para tenaga pendidik.

"Jika dilihat lebih teliti, lembaga penyelenggaranya adalah lembaga (sekolah) yang selama ini diduga kuat oleh publik sebagai grup think tank-nya Kemdikbud (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan). Publik, khususnya para pegiat pendidikan, mafhum Kemdikbud diduga kuat punya relasi resmi kelembagaan dengan lembaga, seperti PSPK (Pusat Studi Pendidikan dan Kebijakan) dan grupnya," ujar dalam keterangan tertulis, Selasa (3/11).

PSPK dan Kampus Guru Cikal merupakan institusi independen dan lembaga pendidikan yang diinisiasi Najelaa Shihab.

Satriwan menduga Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim, bakal membiarkan praktik bisnis seperti itu lestari. Padahal, akan laris jika masyarakat kurang paham.