Pakar biologi molekuler minta pemerintah jelaskan logika di balik 3T dan 5M

Dengan demikian masyarakat bisa menilai sendiri dan mematuhi protokol kesehatan tanpa adanya sanksi dari penegak hukum.

Ilustrasi. Pixabay

Sejak WHO mendeklarasikan virus Covid-19 sebagai pandemi pada Maret 2020, pemerintah seharusnya lebih meningkatkan intelektualitas dan pemikiran masyarakat terkait upaya pencegahan penularan Covid-19.

“Selama ini pemerintah hanya memberi tahu harus ini dan itu, tanpa tahu prosesnya. Yang missing pemerintah tidak menjelaskan lebih dalam logika di balik 3T (testing, tracing, treatment) dan 5M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, mengurangi mobilitas),” kata pakar biologi molekuler Ahmad Rusdan Handoyo Utomo saat interview “Meluruskan Hoaks Vaksin” bersama Alinea.id, Kamis (21/1).

Dalam masalah seperti itu, kata dia, pemerintah harus menjelaskan alasan ilmiah pentingnya 3T ke masyarakat, mengapa testing dan tracing itu sangat penting. Dengan demikian, masyarakat bisa menilai sendiri dan mematuhi protokol kesehatan tanpa adanya sanksi dari penegak hukum.

Testing dan tracing merupakan kunci mencegah penularan virus Covid-19 semakin meluas. Ia berharap, proses vaksinasi yang ditargetkan selesai dalam 12 hingga 15 bulan itu, seiring dengan proses testing dan tracing yang dipercepat juga.

“Untuk masyarakat, kita harus menyaring informasi yang benar atau tidak, jangan asal share. Untuk pemerintah, jangan abaikan sikap kritis masyarakat, tetapi jelaskan dengan informasi yang sesuai dengan bahasa dan tingkat pemikiran mereka. Supaya mereka bisa menilai pemerintah memang serius, intinya kepercayaan kedua belah pihak,” tukasnya.