Palagan politik Jateng: Garuda dan anak raja vs banteng-banteng PDI-P

Dominasi PDI-P dan elektabilitas Ganjar yang tinggi di Jateng digoyang Prabowo-Gibran yang dibekingi Jokowi.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sempat menitikkan air mata saat berpamitan dengan warga di kantor Gubernur Jawa Tengah di Jalan Pahlawan, Kota Semarang, Rabu (5/9/2023). /Foto Instagram @ganjar_pranowo

Jawa Tengah (Jateng) mulai dibidik Gibran Rakabuming Raka. Setelah resmi menjadi pendamping Prabowo Subianto di Pilpres 2024, putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu langsung turun bersafari ke sejumlah kota di provinsi tersebut.  

Gibran mengakui Jateng bakal jadi palagan politik yang sulit ditaklukkan. Sejak lama, PDI-Perjuangan mendominasi Jateng. Selama dua periode, Jateng dipimpin Ganjar Pranowo, kader PDI-P. Dalam dua kali pilpres terakhir, Prabowo pun selalu kalah telak dari Jokowi dan pasangannya di Jateng. Pada 2019, Prabowo bahkan hanya mampu meraup 22,74% suara. 

"Ini tidak mudah, (Jawa Tengah) bukan basis kita. Tapi, saya yakin dengan semangat bapak-ibu semua, dengan semangat teman-teman semua, Jawa Tengah bisa kita taklukkan," kata Gibran dalam sebuah dialog di Joglo Jembar, Muntilan, Magelang, Jateng, Ahad (29/10) lalu.

Khusus untuk Jateng, sejumlah survei menemukan Ganjar masih jadi kadidat terkuat pilihan publik Jateng. Namun demikian, survei Indo Riset mencatat elektabilitas Ganjar di Jateng dan DI Yogyakarta turun signifikan dari 70% pada Agustus 2023 menjadi 65,6% pada September 2023. 

Meski begitu, Jateng masih tetap dalam cengkeraman Ganjar dan PDI-P. Gibran pun menyadari itu. "Kenapa Jawa Tengah harus saya putari dulu? Karena Jawa Tengah ini paling berat. Makanya, bapak-ibu semua, teman-teman relawan ini nanti kerja kerasnya lebih difokuskan di Jawa Tengah," ujar Gibran.