Panggung Covid-19: Diisi hoaks, politisasi, dan kegaduhan

Tak hanya orang-orang pemerintah, figur-figur publik dan politikus juga ramai bicara soal Covid-19.

Figur-figur dan pejabat 'rebutan' ngomong soal Covid-19. Ilustrasi Alinea.id/Dwi Setiawan

Selama dua hari, Jajang, 49 tahun, memarkir gerobak nasi gorengnya di depan kontrakannya. Paranoid mendengar kabar akan ada penyemprotan disinfektan dosis tingkat satu di daerahnya, Jajang memilih "ngumpet" di dalam rumah.

"Saya jadi takut keluar rumah. Saya tidak dagang selama dua hari karena informasi itu," kata Jajang saat berbincang dengan Alinea.id di Jakarta, beberapa hari lalu.

Menurut perantauan asal Cianjur, Jawa Barat itu, kabar mengenai penyemprotan itu beredar di grup WhatsApp. Disebutkan, penyemprotan berdosis tinggi itu bisa menyebabkan alergi kulit dan gangguan pernafasan. 

Belakangan, rekan Jajang mengabarkan bahwa berita itu hoaks. Dengan perasaan was-was, Jajang pun kembali mangkal. "Sampai sekarang masih khawatir. Mudah-mudahan ini cepat berlalu," ujar pria yang sehari-hari berjualan di kawasan Salemba Raya itu.

Jajang hanya satu dari sekian banyak warga DKI Jakarta yang terpapar hoaks terkait wabah Covid-19. Menurut catatan Kementerian Komunikasi dan Informatika, ada sekitar 305 konten hoaks yang beredar di media sosial hingga Rabu (23/3).