Pasar jadi klaster Covid-19, DPRD: Pengelolaan tidak beres

Menurut Prabowo, 80% dari 153 pasar tradisional di Jakarta kotor dan kumuh.

Pedagang mengenakan masker saat melayani pembeli di tengah pandemi Covid-19 di Pasar Senen, Jakarta, Selasa (21/4/2020). Foto Antara/Nova Wahyudi

DPRD DKI Jakarta menyesalkan buruknya pengelolaan kebersihan pasar tradisional di Ibu Kota di tengah pandemi coronavirus baru (Covid-19). Imbasnya, menjadi klaster anyar penyebaran SARS-CoV-2. 

"Kebersihan salah satu bagian protokol kesehatan Covid-19. Tapi, pasar tradisional di Jakarta 80% kumuh, tidak terawat, dan kotor," ucap Anggota Komisi C DPRD Jakarta, Prabowo Soenirman, Senin (22/6).

Politikus Partai Gerindra ini mengklaim, penilaian tersebut berdasarkan hasil inspeksi di lapangan. Pasar Palmerah, Pasar Induk Kramat Jati, dan Pasar Pulogadung, misalnya.

"Saya cek juga, tidak ada protokol kesehatan. Contoh Pasar Inpres Pondok Bambu, Jakarta Timur, orang keluar-masuk tanpa masker. Dibiarkan saja. Kotor pula," tegasnya.

"Gubernur dan Wagub juga sudah tinjau ke lapangan. Tapi, Direksi Pasar jaya, tidak pernah tinjau atau turun ke lapangan. Aneh bagi saya," sambung dia.