Pasien Covid-19 yang masuk ICU harapan hidupnya hanya 5%

Salah satu tujuan upaya tracking adalah menolong nyawa pasien Covid-19 agar tak terlambat.

Petugas melakukan pemeriksaan cepat Covid-19 (Rapid Test) terhadap warga di Pasar Keputran, Surabaya, Jawa Timur, Selasa (12/5). Foto Antara/Didik Suhartono.

Kasubbid Tracking Satgas Covid-19 Kusmedi Priharto mengatakan, jika pasien Covid-19 sudah masuk ke ruang intensive care unit (ICU), angka kesembuhannya hanya 5%. Sedangkan mereka yang masih awal terpapar Covid-19, angka kesembuhannya tinggi.

"Bisa di atas 80%. Tapi, angka kematian kita masih tinggi. Ini kita perkirakan, mereka ketemunya sudah dalam kondisi yang jelek sekali," kata Kusmedi dalam dialog secara daring bertajuk "Berburu Zona Hijau: Testing, Tracing, Treatment", Kamis (19/11).

Kusmedi menjelaskan, tujuan dari pelacakan kontak (tracking)--bagian dari upaya 3T (testing, tracing, treatment)--selain memotong rantai penularan, juga menemukan pasien dalam kondisi awal terinfeksi virus. Sehingga bisa diobati dengan lebih mudah dan tidak menyiksa pasien. 

"Tracking bukan hal yang menakutkan. Justru tracking dan testing itu bagian dari menolong orang, terlepas dari masalah-masalah yang berat apabila dia terkena Covid-19," kata dia.

Dalam menjalankan upaya tracking, Kusmedi menuturkan, menggunakan target-target yang sudah dikeluarkan World Health Organization (WHO) dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes).Jika menemukan satu orang positif, pihaknya akan melakukan pelacakan kontak hingga 30 orang yang sudah berhubungan erat dengan orang tersebut.