PBNU sulit jauh dari politik praktis

PBNU dianggap sah-sah saja terlibat politik praktis.

Katib Aam PBNU KH Yahya Cholil Staquf (kiri) bertemu Mendikbud Nadiem Makarim, Kamis (6/8)/Foto PBNU

Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya terpilih sebagai Ketua PBNU periode 2021-2026 dalam Muktamar PBNU ke-34 di Lampung, Jumat (24/12). Ada sejumlah harapan tertuju kepada Gus Yahya dari segenap kader PBNU, di antaranya soal irisan NU dengan politik praktis.

Pengamat politik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Adi Prayitno mengatakan, PBNU sulit terbebas dari politik praktis. Dia pun memahami hal itu.

"Gak apa-apa menurut saya. Menjauhkan dari politik praktis itu gak gampang buat NU, karena banyak kader yang aktif di partai politik. Ada juga yang jadi pejabat publik. Gubernur, bupati, anggota DPR, DPRD," kata Adi saat dihubungi Alinea.id, Jumat (24/12).

Adi menegaskan, paling penting bagi NU ialah tidak menghilangkan peran dan fungsinya sebagai civil society. Kata dia, peran itu sedikit terabaikan dan malah hilang belakangan ini.

"Kebijakan-kebijakan yang tidak sesuai harapan publik, harusnya NU tampil. Publik gak persoalkan NU berpolitik, tapi jangan tutup mata atas persoalan masyarakat," tutur dia.