Pemerintah didesak percepat pengadaan vaksin PMK impor

Salah satu masalah dalam vaksinasi PMK adalah jumlah vaksin yang terbatas. Saat ini tersedia 800.000 dosis vaksin impor dari Prancis.

Ilustrasi. Vaksinasi hewan ternak yang sehat agar terhindar dari penyakit mulut dan kuku atau PMK berjalan lambat. Foto: kominfo.jatimprov.go.id/

Vaksinasi hewan ternak yang sehat agar terhindar dari penyakit mulut dan kuku atau PMK berjalan lambat. Dimulai 13 Juni 2022, sampai saat ini vaksinasi PMK terhadap baru menjangkau sebanyak 251.726 ekor ternak.

Menurut Ketua Umum Himpunan Peternak Domba dan Kambing Indonesia (HPDKI) Yudi Guntara Noor, salah satu masalah dalam vaksinasi PMK adalah jumlah vaksin yang terbatas. Saat ini tersedia 800.000 dosis vaksin impor dari Prancis. Ini bagian dari rencana total 3 juta dosis hingga akhir tahun.

Di sisi lain, kebutuhan vaksin amat besar. Satuan Tugas (Satgas) Penanganan PMK memperkirakan kebutuhan vaksin sebesar 43,6 juta dosis. Ini untuk dua kali vaksin dan sekali vaksin booster atau penguat.

"Saat Indonesia kena PMK (lagi) tak ada yang memprediksi. Orang membuat vaksin PMK itu kan untuk jualan. Pembuat vaksin memang ada, tapi di luar negeri. Kalau tidak dipesan, ya tidak diproduksi," kata Wakil Ketua Komisi Tetap Bidang Peternakan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia itu dalam sebuah webinar di Jakarta, Jumat (1/7) kemarin.

Yudi menjelaskan, impor vaksin jelas memerlukan waktu. Jika pun ada saat ini, jumlahnya pasti terbatas. Karena di awal wabah PMK merebak akhir April atau awal Mei, belum tersedia anggaran untuk pembelian vaksin, pengadaan yang bisa dilakukan pun berjumlah terbatas.