Pemerintah disarankan undur awal tahun ajaran baru

Awal tahun ajaran baru biasa dimulai Juli 2020.

Prosesi penerimaan peserta didik baru (PPDB) di SMK Negeri 2 Ciamis, Jabar, medio 2019. Foto Antara/Adeng Bustomi

Pemerintah disarankan memundurkan awal tahun ajaran baru dari Juli 2020 menjadi Januari 2021. Salah satu alasannya, masa pemulihan kemampuan finansial orang tua murid imbas pandemi coronavirus baru (Covid-19).

Sekalipun skenario optimistis–berdamai dengan Covid-19–yang dirancang Presiden Joko Widodo (Jokowi) sukses, masih butuh waktu. "Tidak secara otomatis masyarakat memiliki kemampuan pendanaan untuk menyekolahkan anak-anak mereka," kata pemerhati pendidikan, Damaningtyas, via keterangan tertulisnya di Jakarta, Senin (18/5).

Dirinya menilai, enam bulan ke depan masih merupakan masa sulit untuk mencari pekerjaan atau memulai usaha baru. Dalam keadaan sukar memenuhi kebutuhan sehari-hari, mencari dan membayar biaya pendaftaran sekolah akan menambah beban.

Sedangkan dalam skenario pesimistis, di mana pandemi belum berakhir hingga tahun ajaran baru, beban orang tua pun bakal bertambah besar. Pangkalnya, harus memikirkan mencari dan membayar biaya pendaftaran sekolah di luar memenuhi kebutuhan hidup dasar.

"Apakah cukup manusiawi bila masyarakat masih dihadapkan pada masalah pandemi Covid-19 dan sekaligus bingung mendapatkan sembako, tapi harus memikirkan mencari sekolah baru bagi anaknya? Bisa-bisa banyak orang tidak menyekolahkan anaknya," paparnya.