Pemprov DKI bikin skenario membuka aktivitas sekolah

Poin penting sebelum membuka aktivitas kegiatan sekolah, adalah melihat data peta lokasi sekolah dengan sebaran Covid-19 di Jakarta. 

Seorang siswa SD mengerjakan ulangan praktek mata pelajaran IPA tentang Identifikasi Sifat Campuran melalui media daring di rumahnya, Desa Laladon, Ciomas, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (11/5).Foto Antara/Arif Firmansyah/wsj.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meminta Dinas Pendidikan (Disdik) DKI membuka kegiatan aktivitas sekolah dengan mempertimbangkan zona aman yang bebas dari Covid-19. Menurutnya, aktivitas sekolah sebaiknya tidak dilakukan secara serentak, mengingat zona merah merupakan lokasi yang paling berisiko terhadap penularan Covid-19.

"Terutama untuk sekolah SD. Di Jakarta ini ada red zone ada green zone. Misalnya di Rorotan. Daerah itu belum terdeteksi ada Covid-19 sama sekali. Tempat itu bersih, clean, enggak ada masalah," kata Gubernur Anies dalam rapat pimpinan Pemrov DKI di Jakarta, Jumat (15/5).

Anies menjelaskan poin penting sebelum membuka aktivitas kegiatan sekolah, adalah melihat data peta lokasi sekolah dengan sebaran Covid-19 di Jakarta. 

Sehingga dengan demikian ada setidaknya tiga alternatif yang dapat diterapkan, pertama, membuka aktivitas kegiatan sekolah dengan sebagian siswa belajar di sekolah. Kedua membuka sebagian sekolah dengan semua siswa belajar di sekolah. Ketiga membuka sebagian sekolah dengan sebagian siswanya belajar di sekolah. 

"Mungkin data sekolah dimasukan terlebih dahulu di dalam sistem aplikasi, untuk kemudian sekolah-sekolah ini bisa mengetahui seberapa tinggi risiko di wilayahnya," ujar dia.