Pengamat imbau agar penanganan Covid-19 gunakan narasi utuh

Saat ini pemerinta gunakan narasi tunggal dan menyebabkan bermunculan letupan-letupan pesan tidak terduga dari suatu kementerian.

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto dalam keterangan resminya di Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, Rabu (15/4). BNPB

Narasi tunggal dinilai kurang efektif dalam pencegahan dan penanganan dampak coronavirus baru (Covid-19) di Indonesia.

Direktur Eksekutif Lembaga EmrusCorner Emrus Sihomibing mengungkapkan, narasi tunggal pemerintah menyebabkan bermunculan letupan-letupan pesan tidak terduga dari suatu kementerian. Sebab, masing-masing kementerian memiliki kekhasan.

Narasi tunggal juga bisa berpotensi menimbulkan komunikasi parsial kementerian tertentu yang berlangsung tanpa dukungan dari kementerian lain. Imbasnya, manajemen komunikasi publik pemerintah terkesan berjalan sendiri-sendiri.

“Dengan narasi tunggal, terbuka lebar benturan antar narasi di ruang publik, seperti terjadi antara Kementerian Kesehatan dengan Kementerian Perhubungan terkait dengan transportasi online,” ucapnya, dalam keterangan tertulis, Kamis (6/4).

Jika tetap dipaksakan menggunakan narasi tunggal, Emrus curiga terkait kepentingan di baliknya. Sebab, model narasi tunggal acapkali dipraktekkan negara otoriter yang mengabaikan hakekat manusia yang kreatif dan dinamis.