Penyebab belajar dari rumah tidak menarik versi FSGI

Pembelajaran jarak jauh (PJJ) dilakukan saat pandemi Covid-19.

Guru berkomunikasi dengan siswa saat kegiatan belajar mengajar via aplikasi daring dirumahnya di Kelurahan Bubulak, Kota Bogor, Jabar, Rabu (1/4/2020). Foto Antara/Arif Firmansyah

Survei Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) menyebutkan, sebanyak 77,6% guru berorientasi aspek standar penilaian selama pembelajaran jarak jauh (PJJ). Sedangkan 19,1% lainnya, terbiasa menggunakan aplikasi daring (online). 

"Inilah yang membuat PJJ menjadi model pembelajaran yang tidak menarik bagi siswa," ucap Wakil Sekretaris Jenderal FSGI, Satriawan Salim, dalam telekonferensi, Selasa (28/4).

Hasil berikutnya, sebanyak 82,2% responden hanya mampu menggunakan WhatsApp, LINE, Instagram, dan Facebook. Itu pun mengonfirmasi berbagai keluhan siswa saat PJJ.

"Ini tidak sepenuhnya keliru, tetapi tentunya metode ini adalah bentuk pemahaman yang sangat minimalis dalam konteks pengelolaan media pembelajaran berbasis digital/TIK," jelasnya.

Satriawan melanjutkan, kendala PJJ lain di tengah pandemi coronavirus baru (Covid-19) mencakup kemampuan guru dalam mengelola, metode pembelajaran, keterbatasan kepemilikan perangkat, dan keterbatasan akses internet atau kuota.