Penyebaran 32 titik tempat CFD tidak ada urgensinya

Aktivitas CFD sangat berpotensi menjadi kluster baru penyebaran Covid-19.

Warga mengendarai sepeda lipat saat HBKB atau CFD di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Minggu (1/3/2020)/Foto Antara/Indrianto Eko Suwarso.

Pemprov DKI diminta menghentikan hari bebas kendaraan bermotor (HBKB) atau car free day (CFD) secara total. Sebab, itu merupakan kegiatan yang memicu terjadinya kerumunan.

Ketua Fraksi PSI DPRD DKI, Ahmad Idris menegaskan, tetap menolak upaya pemprov membuka CFD di 32 titik wilayah di Jakarta. Menurut dia, itu bukan solusi karena dibuka di tengah pandemi Covid-19. "Sikap kami masih sama kaya CFD di Sudirman-Thamrin. Kami minta untuk ditolak dan ditiadakan," tegas Idris, saat dihubungi wartawan di Jakarta, Kamis (25/6).

Idris mengungkapkan, bahwa aktivitas CFD sangat berpotensi menjadi kluster baru penyebaran virus SARS-CoV-2. Kasus Covid-19, yang saat ini melandai, bisa saja akan kembali naik dengan dibukanya kegiatan tersebut.

Terlebih, kegiatan malah dibuka di 23 titik lokasi di wilayah ibu kota. Hal itu, justru sangat mengkhawatirkan terutama terjadinya penyebaran secara sporadis di berbagai tempat. "Penyebaran di 32 titik itu tidak ada urgensinya. Malah kami memperkuat timbulnya kluster baru," ujarnya.

Idris menegaskan, Pemprov DKI mestinya fokus pada berjalannya pengawasan di tempat-tempat prioritas dan urgen, seperti pusat perbelanjaan, mal, dan pasar tradisional, ketimbang CFD. "Lebih banyak tempat yang lebih penting diawasi dibanding CFD," ujarnya.