Politikus PKS kritik pemerintah soal harga BBM naik, jangan bikin malu presiden

Bila APBN benar-benar surplus, harusnya pemerintah tidak akan menaikan harga BBM.

Ilustrasi.Foto pertamina.com

Anggota Komisi VII DPR dari Fraksi PKS, Mulyanto menilai pemerintah tidak konsisten dalam penyampaikan nota APBN tahun 2022. Hal tersebut setidaknya tercermin dari pernyataan pemerintah yang mengaku APBN 2022 mengalami surplus, namun pada saat yang sama malah mau menaikan harga BBM.

Menurutnya, pernyataan ini sangat janggal, sebab lazimnya bila APBN benar-benar surplus, harusnya pemerintah tidak akan menaikan harga BBM. Apalagi di saat kondisi ekonomi masyarakat belum stabil karena pandemi Covid-19.

"Pemerintah jangan plin-plan. Sementara Presiden bilang ekonomi kita bagus dan APBN surplus, para menteri justru berwacana untuk menaikkan harga BBM bersubsidi. Sebaiknya wacana seperti itu dihentikan. Jangan bikin malu Presiden," ujar Mulyanto kepada wartawan, Jumat (19/8).

Menurut Mulyanto dalam pidato kenegaraan di gedung MPR, Presiden Joko Widodo (Jokowi) justru menyampaikan prestasi kabinetnya, di mana ekonomi tumbuh positif sebesar 5.44%. Pada Semester Satu tahun 2022, APBN surplus sebesar Rp106 triliun.  

Sementara itu neraca perdagangan surplus selama 27 bulan beturut-turut tanpa jeda. Pada Semester satu tahun 2022 saja surplusnya mencapai angka sebesar Rp364 triliun.