Polri: Reseller jelang lebaran menambah tinggi harga bahan pokok

Untuk pemenuhan kebutuhan itu bisa dilakukan dengan beras lokal. Sayangnya, sampai saat ini harganya masih cukup tinggi.

Penyidik Tindak Pidana Utama Tingkat II Bareskrim Polri, Brigjen Helfi Assegaf . Foto tangkapan layar.

Polri memandang keberadaan reseller menjelang Hari Raya Idulfitri 1444 dapat menjadi pemicu harga bahan pokok yang tinggi. Sementara, harga bahan pokok seperti minyak maupun beras masih dalam Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditentukan pemerintah.

Penyidik Tindak Pidana Utama Tingkat II Bareskrim Polri, Brigjen Helfi Assegaf mengatakan, harga minyak dalam produk MinyakKita masih sesuai HET di angka Rp14.000. Angka ini pun kerap digunakan sebagai margin oleh masyarakat.

“Namun munculnya reseller ini mengakibatkan kenaikan yang cukup tinggi dari Rp14.000 sampai Rp18.000,” kata Helfi Assegaf dalam Dialog Publik dengan tema Keterjangkauan Pangan, Kesiapan Sarana dan Prasarana Transportasi Publik Jelang mudik Lebaran 2023, Selasa (28/3).

Helfi menyebut, pada komoditas beras proses importasi sendiri masih berjalan untuk memenuhi kebutuhan yang cukup tinggi. Apalagi, Bulog, sebagai badan yang mengemban tugas untuk menangani beras telah memiliki program sendiri untuk menuntaskannya.

Bulog melakukan pemenuhan kebutuhan beras dengan program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP). Pemenuhan kebutuhan beras itu pun harus diwujudkan dengan 230.000 ton setiap bulan.