sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Polri: Reseller jelang lebaran menambah tinggi harga bahan pokok

Untuk pemenuhan kebutuhan itu bisa dilakukan dengan beras lokal. Sayangnya, sampai saat ini harganya masih cukup tinggi.

Immanuel Christian
Immanuel Christian Selasa, 28 Mar 2023 11:25 WIB
Polri: Reseller jelang lebaran menambah tinggi harga bahan pokok

Polri memandang keberadaan reseller menjelang Hari Raya Idulfitri 1444 dapat menjadi pemicu harga bahan pokok yang tinggi. Sementara, harga bahan pokok seperti minyak maupun beras masih dalam Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditentukan pemerintah.

Penyidik Tindak Pidana Utama Tingkat II Bareskrim Polri, Brigjen Helfi Assegaf mengatakan, harga minyak dalam produk MinyakKita masih sesuai HET di angka Rp14.000. Angka ini pun kerap digunakan sebagai margin oleh masyarakat.

“Namun munculnya reseller ini mengakibatkan kenaikan yang cukup tinggi dari Rp14.000 sampai Rp18.000,” kata Helfi Assegaf dalam Dialog Publik dengan tema Keterjangkauan Pangan, Kesiapan Sarana dan Prasarana Transportasi Publik Jelang mudik Lebaran 2023, Selasa (28/3).

Helfi menyebut, pada komoditas beras proses importasi sendiri masih berjalan untuk memenuhi kebutuhan yang cukup tinggi. Apalagi, Bulog, sebagai badan yang mengemban tugas untuk menangani beras telah memiliki program sendiri untuk menuntaskannya.

Bulog melakukan pemenuhan kebutuhan beras dengan program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP). Pemenuhan kebutuhan beras itu pun harus diwujudkan dengan 230.000 ton setiap bulan.

“Sementara kondisi stok saat ini hanya 260.000, jadi hanya satu bulan ke depan,” ujarnya.

Menurutnya, untuk pemenuhan kebutuhan itu bisa dilakukan dengan beras lokal. Sayangnya, sampai saat ini harganya masih cukup tinggi. 

Harga gabah kering panen masih di angka Rp5.700 sementara kemampuan Bulog hanya Rp5.000. “Sehingga tidak terserap,” ucapnya.

Sponsored

Helfi menyampaikan, terdapat pula sejumlah potensi kerawanan yang mungkin terjadi dalam pemenuhan sektor pangan di bulan ramadan ini. Setidaknya ada tiga aspek yakni, ketersediaan, distribusi, dan harga.

Pada aspek ketersediaan yang menjadi pemicu adalah kondisi lahan berkurang untuk menanam padi dan bibit yang dimiliki tidak sesuai spesifikasi. Selain itu, pupuk subsidi untuk para petani tidak tepat sasaran dan obat hama bukan dalam standar mutu.

Sementara dari segi distribusi, transportir dengan kontainer maupun kapal harus dipenuhi kebutuhan bahan bakar. Selain itu, perjalanan jalur darat maupun laut harus dipastikan aman.

Aspek harga dipandang bisa terjadi dengan kondisi bahan pokok langka akibat terlambat distribusi maupun penimbunan. Selain itu, HPP yang tinggi, rantai distribusi yang terlampau panjang karena banyak reseller, dan monopoli harga oleh pelaku usaha juga menjadi pemicu.

Berita Lainnya
×
tekid