Polusi udara tingkatkan kematian Covid-19

Penelitian KLHK 2020 menyebutkan, 57,8% dari 9.607.787 penduduk Jakarta terpapar penyakit akibat polusi udara.

Polusi udara. Pixabay

Studi mutakhir Universitas Harvard menyebutkan, orang-orang yang sejak lama terpapar polusi rentan terpapar coronavirus baru (Covid-19). Polusi udara pun meningkatkan angka kematian hingga 15%.

Penelitian itu menyatakan, 1 mikrogram per meter kubik dalam skala partikel berukuran 2,5 mikron (PM) berdampak terhadap peningkatan risiko kematian pasien positif Covid-19 sebesar 15%. Dus, risiko kematian mencapai 4,5 kali lipat pada wilayah berpolusi udara 1 μg/m3 PM2,5 dibandingkan berpolusi rendah.

"Artinya, Covid-19 sangat mampu memperparah dampak kesehatan akibat perubahan iklim," ucap Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI), Budi Haryanto, dalam diskusi virtual, Kamis (30/4).

Pencemaran udara dapat menyebabkan penyakit akut, seperti infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), asma, gangguan fungsi paru, iritasi saluran pernapasan, penyakit jantung, hipertensi, diabetes, gangguan ginjal, hingga paru obstruktif kronis. Ketika pasien positif Covid-19 memiliki penyakit bawaan akibat pencemaran udara itu, maka sistem imunitas tubuhnya terbagi.

"Ibarat sistem imunitas tubuh membentuk 100 pasukan, maka separuhnya akan dialihkan untuk melawan penyakit akibat pencemaran udara tersebut. Tidak 100% dikerahkan untuk melawan Covid-19," paparnya.