PR penanganan Covid-19 di daerah

"Selain berperang melawan virus SARS-CoV-2, kita juga berperang dengan disinformasi yang tersebar luas di masyarakat."

Petugas medis menggunakan alat pelindung diri (APD) di dalam Gedung Pinere, RSUP Persahabatan, Jakarta, Rabu (4/3).Foto Antara/Hafidz Mubarak A.

Ahli penyakit dalam sekaligus dokter konsultan di rumah sakit darurat Covid-19 (RSDC) Andi Khomeini Takdir Haruni mengungkapkan, ada tiga pekerjaan rumah atau tantangan dalam penanganan Covid-19 selama ia bertugas di berbagai daerah di Indonesia. Pertama, kata dia, mengedukasi pasien dan keluarganya.

"Selain berperang melawan virus SARS-CoV-2, kita juga berperang dengan disinformasi yang tersebar luas di masyarakat," kata dia saat dalam dialog daring bertajuk "Kesiapan Penanganan Pasien di RSDC", Senin (16/11).

Kenyataan itu ia temui ketika bertugas keliling Jawa hingga Sulawesi untuk menangani pasien Covid-19. Ketika itu, ia menemukan banyak sekali penafsiran di masyarakat terkait Covid-19. Di awal-awal kasus Covid-19, kata dia, ada saja orang yang menghindari swab test. 

"Ke rumah sakit kadang mereka harus kita jelasin baik-baik. Harus ekstra sabar," katanya.

Kedua, ujar Andi, berkomunikasi dengan pemangku kebijakan di masyarakat. Menurut Andi, sebagian dari pemangku kebijakan malah termakan disinformasi. Celakanya, mereka yang termakan disinformasi itu adalah orang-orang yang memiliki wewenang.