Publikasi daftar penceramah radikal BNPT dianggap biang kegaduhan

Fenomena seperti ini akan dinilai oleh publik semacam permainan opini dan propaganda.

Ilustrasi aplikasi ASN No Radikal. Alinea.id/Dwi Setiawan

Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) merilis daftar yang berisi daftar ratusan penceramah intoleran. Mulai ada nama Ismail Yusanto, Abdul Somad,  Felix Siaw, hingga Adi Hidayat. 

Pengamat terorisme Harits Abu Ulya, menyayangkan sikap BNPT tersebut. Menurutnya, kubu Boy Rafli secara terbuka tidak mengakui sebagai sumber informasi, tetapi secara implisit justru mendorong publik untuk melakukan filtering terhadap para mubalig dengan parameter yang disampaikan oleh BNPT. 

"Teramat disayangkan sikap ambigu dari BNPT terhadap masalah ini. Fenomena seperti ini akan dinilai oleh publik semacam permainan opini dan propaganda dengan posisi BNPT sebagai konduktor atau pengaransemen baik secara terbuka maupun tertutup," kata Harits dalam keterangan, Rabu (9/3). 

Harits mengaku maklum dengan BNPT karena menurutnya BNPT punya segala sumber daya untuk menggelar semua proyek kontra terorisme yang sudah dirancang. Bahkan, masyrakat diminta tidak perlu kaget, heran ataupun prihatin kalau sekiranya BNPT terus memproduksi narasi-narasi yang potensial melahirkan  kegaduhan dikalangan umat Islam khususnya. 

"Selama institusi ini ada, anggaran ada maka kerja harus jalan biar ada LPJ (Laporan Pertanggung Jawaban) nya. Apalagi jika mindsetnya bahwa terorisme tidak akan pernah sirna di bumi Indonesia," ujar Harits.