Pulau Pari: Menolak tenggelam diterjang krisis iklim

Empat warga Pulau Pari, Kepulauan Seribu, menggugat PT Holcim ke pengadilan Swiss karena dianggap bertanggung jawab terhadap krisis iklim.

Keadaan Pantai Rengge, Pulau Pari, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta dengan pepohonan yang rusak karena air laut pasang dan abrasi, Kamis (9/2/2023). Alinea.id/Kudus Purnomo Wahidin

“Enam pulau sudah hilang di Pulau Seribu.”

Salah satu tulisan protes itu tertempel di tembok rumah warga RT01 RW04, seolah menjadi ucapan selamat datang di Pulau Pari, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. Tulisan bernada protes lainnya pun terdapat di dinding beberapa rumah warga.

Tulisan-tulisan itu dibuat warga yang tergabung dalam Forum Peduli Pulau Pari (FP3). Mereka resah dengan kondisi Pulau Pari yang terus dilanda bencana abrasi dan banjir rob akibat perubahan iklim global.

Menurut salah seorang warga Pulau Pari, Mustaghfirin alias Bobby, sudah tiga tahun belakangan permukiman di tempatnya tinggal mengalami banjir rob. Padahal, sebelumnya tak ada cerita air laut sampai naik ke daratan.

“Perubahan iklim begitu terasa di sini. Ada rumah warga yang rusak,” kata Bobby kepada Alinea.id, Kamis (9/2).