close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Roket New Shepard mendarat di landasan selama misi NS-31 Blue Origin, Senin (14/4/2025)./Foto blueorigin.com
icon caption
Roket New Shepard mendarat di landasan selama misi NS-31 Blue Origin, Senin (14/4/2025)./Foto blueorigin.com
Sosial dan Gaya Hidup - Lingkungan
Kamis, 24 April 2025 16:05

Daya rusak terhadap iklim dari wisata ke luar angkasa

Wisata ke luar angkasa tengah dikembangkan beberapa perusahaan. Namun, menyisakan problem di masa depan.
swipe

Perjalanan singkat selama 11 menit ke luar angkasa yang dilakukan penyanyi Katy Perry bersama tokoh televisi Gayle King, mantan ilmuwan roket NASA Aisha Bowe, aktivis hak-hak sipil Amanda Nyuyen, produser film Kerianne Flynn, dan tunangan Jeff Bezos, yakni Lauren Sanchez pada Senin (14/4) mendapat perhatian dunia.

Perjalanan itu dibiayai perusahaan wisata luar angkasa Blue Origin milik pendiri Amazon, Jeff Bezos. Perjalanan ini menambah persaingan antarperusahaan penyedia jasa wisata ruang angkasa di masa depan bertambah ketat. Selain Blue Origin, ada SpaceX milik Elon Musk dan Virgin Galactic milik Richard Branson. Perusahaan-perusahaan ini menawarkan perjalanan luar angkasa dapat diakses oleh mereka yang mampu membayarnya.

Tiket penerbangan Virgin Galactic bisa dibanderol 450.000 dolar AS, sedangkan Blue Origin mengharuskan deposit 150.000 dolar AS. Itu sebabnya, wisata luar angkasa hanya terbatas pada anggota masyarakat terkaya.

Wisata luar angkasa tak cuma mahal dalam hal biaya. Namun, ternyata berdampak buruk terhadap lingkungan.

Dikutip dari ABC News, perusahaan Virgin Galactic mengatakan mereka berencana memperluas penerbangan menjadi ratusan per tahun, tetapi para ahli menyebut, peluncuran itu dapat menghasilkan lebih banyak gas rumah kaca di tengah perjuangan melawan pemanasan global.

Sebuah model yang diterbitkan majalah American Geophysical Union menemukan, 400 penerbangan luar angkasa per tahun selama 40 tahun akan menghasilkan emisi gas rumah kaca yang cukup untuk menyebabkan pemanasan hingga 1 derajat Celsius lebih banyak di Arktik daripada yang sudah diproyeksikan.

Profesor ilmu atmosfer di Universitas Colorado-Boulder, Darin Toohey—dilansir dari ABC News—menjelaskan, para ahli dapat membuat beberapa perkiraan berdasarkan jenis bahan bakar yang digunakan roket. Toohey sangat khawatir terhadap bahan bakar berbasis karbon, seperti yang digunakan SpaceX dan Virgin Galactic karena menghasilkan “karbon hitam” saat dibakar.

Toohey mengatakan, karbon hitam berpotensi menjadi sangat bermasalah karena memantulkan sinar matahari dan dapat memperkuat pemanasan di lapisan atas atmosfer.

“Jika melihat kilogram per kilogram, karbon hitam antara 100.000 hingga satu juta kali lebih efektif dalam memanaskan atmosfer bagian atas,” kata Toohey.

Melansir Verdict, sebuah studi pada 2022 menemukan partikel karbon hitam atau jelaga yang dilepaskan roket punya efek pemanasan hampir 500 kali lebih kuat daripada semua sumber jelaga lainnya jika digabungkan.

“Bahkan sejumlah kecil penerbangan luar angkasa dapat menyebabkan kerusakan signifikan pada lingkungan,” tulis Verdict.

Profesor geografi di Universitas Kolese London Eloise Marais mengatakan, meski industri ini jauh lebih kecil ketimbang perjalanan udara komersial, tetapi ada perbedaan besar karena roket terbang pada ketinggian yang lebih tinggi dari penerbangan komersial dan melepaskan polusi langsung ke beberapa lapisan atmosfer.

“Saya pikir perbedaan besar yang harus kita perhitungkan adalah penyuntikan langsung polutan ini ke berbagai lapisan atmosfer dan dampaknya benar-benar berbeda dengan pesawat terbang yang cenderung terbang sekitar 10 hingga 12 kilometer,” kata Marais kepada ABC News.

Blue Origin mengklaim, roket yang membawa kapsul New Shepard ke luar angkasa menggunakan bahan bakar oksigen cair dan hidrogen. Perusahaan tersebut mengatakan, selama penerbangan, satu-satunya produk sampingan dari pembakaran mesin New Shepard adalah uap air tanpa emisi karbon.

Meski demikian, Marais mengungkap, uap air masih dapat berkontribusi terhadap pemanasan atmosfer.

“(Uap air) juga dapat berkontribusi pada pembentukan awan di atmosfer atas, tempat awan cukup langka dan sayangnya, awan juga memiliki dampak terhadap iklim. Awan mengubah seberapa banyak sinar matahari yang dipantulkan atau mencapai permukaan Bumi,” kata Marais.

Di samping uap air, menurut Verdict, bahan bakar paling umum digunakan roket mengeluarkan nitrogen oksida. Gas itu berbahaya bagi lapisan ozon, yang berperan penting menyerap sebagian besar sinar ultraviolet matahari yang berbahaya.

“Pada 2023, panel ahli yang didukung PBB melaporkan mereka yakin lapisan ozon dapat pulih sepenuhnya sekitar tahun 2066, sebagian besar berkat Protokol Montreal. Namun, semua kemajuan yang telah dicapai selama beberapa dekade terakhir untuk memulihkan lapisan ozon berisiko digagalkan oleh industri pariwisata luar angkasa yang sedang berkembang,” tulis Verdict.

World Inequality Report 2022 menyebut, penerbangan luar angkasa selama 11 menit—sama lamanya dengan penerbangan Blue Origin—mengeluarkan setidaknya 75 ton karbon per penumpang, yang sama banyaknya dengan emisi karbon seumur hidup satu miliar orang yang mengeluarkan kurang dari satu ton per tahun.

Menurut dosen psikologi lingkungan di Universitas Bath, Steve Westlake dalam The Conversation, memecahkan masalah perubahan iklim dan krisis lingkungan lainnya memerlukan perubahan mendasar pada ekonomi, masyarakat, dan gaya hidup.

Menggunakan lebih sedikit energi, bukan hanya mengganti jenis energinya, kata Westlake, dapat berperan besar dalam menghentikan kerusakan. Dan, orang-orang terkaya di negara-negara paling makmur adalah pengguna energi terbesar sekaligus penentu standar dan aspirasi bagi masyarakat lainnya.

“Inilah sebabnya mengapa impian Blue Origin (eksplorasi luar angkasa bagi segelintir orang yang sangat kaya) menjadi mimpi buruk bagi iklim karena hal itu terus melanggengkan budaya yang tidak berkelanjutan,” tulis Westlake.

img
Fandy Hutari
Reporter
img
Fandy Hutari
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan