PVMBG beberkan potensi bahaya erupsi Semeru, tergantung kecepatan angin

Penghancuran kubah/lidah lava mengakibatkan pembentukan awan panas guguran yang merupakan karakteristik dari G. Semeru.

Kantor PVMBG. (Foto: FokusJabar.co.id)

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyebut potensi ancaman bahaya erupsi Gunung Semeru, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur berupa lontaran batuan pijar di sekitar puncak. Sedangkan material lontaran berukuran abu dapat tersebar lebih jauh tergantung arah dan kecepatan angin.

"Potensi ancaman bahaya lainnya berupa awan panas guguran dan guguran batuan dari kubah/ujung lidah lava ke sektor tenggara dan selatan dari puncak. Jika terjadi hujan dapat terjadi lahar di sepanjang aliran sungai yang berhulu di daerah puncak," kata keterangan PVMBG dalam lama resmi sebagaimana dikutip Alinea.id, Minggu (5/12).

Menurut PVMBG, Gunung api Semeru yang memiliki tipe strato dengan kubah lava, dengan puncak tertinggi Mahameru (3676 mdpl) secara administratif terletak di Kabupaten Malang dan Lumajang, Provinsi Jawa Timur. Aktivitas Semeru saat ini terdapat di Kawah Jonggring Seloko yang terletak di sebelah tenggara puncak Mahameru yang terbentuk sejak 1913.

Letusan Semeru umumnya bertipe vulkanian dan strombolian, berupa penghancuran kubah/lidah lava, serta pembentukan kubah lava/lidah lava baru. Penghancuran kubah/lidah lava mengakibatkan pembentukan awan panas guguran yang merupakan karakteristik dari G. Semeru.

Berdasarkan pengamatan pada Sabtu (4/21) pukul 14.50 WIB teramati ada awan panas guguran dengan jarak luncur empat kilometer dari puncak Gunung Semeru atau dua kilometer dari ujung aliran lava ke arah tenggara (Besuk Kobokan). Tetapi hingga saat ini sebaran dan jarak luncur detail belum dapat dipastikan.