Rekrut relawan, kendala pengembangan vaksin Merah Putih

Padahal, LBM Eijkmen segera menyerahkan kandidat vaksin kepada Bio Farma pada Maret mendatang.

Juru bicara Vaksin Covid-19 dari Bio Farma, Bambang Herianto, dalam telekonferensi tentang Vaksinasi Kian Meniti, Indonesia Bebas Pandemi, DKI Jakarta, Selasa (9/2/2021). Alinea.id/Manda Firmansyah/tangkapan layar akun YouTube Kemkominfo TV

PT Bio Farma (Persero) menyatakan, tahap uji klinis menjadi kendala terberat dalam pengembangan vaksin Covid-19 Merah Putih, terutama dalam merekrut relawan. Padahal, segera menerima prototipe atau kandidat vaksin Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman yang rencananya diserahkan Maret 2021.

“Kita 100% insyaallah siap untuk menerima kandidat vaksin dari Eijkman untuk kita lakukan proses lebih lanjut. Tantangannya nanti di uji klinis dikarenakan relawannya sekarang agak sulit karena sebagian besar sudah diberikan vaksin ini,” ujar Juru bicara vaksin Covid-19 dari Bio Farma, Bambang Herianto, dalam telekonferensi, Selasa (9/2).

LBM Eijkman mengembangkan vaksin Covid-19 berbasis platform protein rekombinan dengan menggunakan sistem ekspresi sel mamalia transien. Bio Farma sudah pernah memproduksi vaksin dengan platform rekombinan, seperti vaksin hepatitis B rekombinan. “Tentu tidak jauh beda juga teknologi maupun fasilitasnya dengan vaksin Covid-19 berbasis rekombinan,” ucapnya.

Ketua Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19 Ristek/BRIN, Ali Ghufron Mukti, sebelumnya menyebut, pengembangan vaksin Covid-19 Merah Putih masih sesuai target. Penyerahan prototipe selambat-lambatnya akan diserahkan pada April mendatang. “Kemudian diuji lanjut dari perguruan tinggi, seperti ITB, UGM, UI, dan UNAIR."

Pengembangan vaksin juga berkolaborasi dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), serta pusat pengembangan vaksin dari berbagai negara.