Risiko kematian akibat Covid-19 menghantui anak-anak

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengungkap, angka kematian anak yang terinfeksi Covid-19 di Indonesia tertinggi di Asia Tenggara, yakni mencap

Ilustrasi anak-anak dan Covid-19. Alinea.id/Bagus Priyo.

Awal Februari 2021, Bani Qoryati dihinggapi rasa khawatir. Anak perempuannya yang baru berusia dua tahun, ikut tertular SARS-CoV-2 penyebab Covid-19, setelah beberapa hari ia terinfeksi. Bani yang terlebih dahulu dibawa ke Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta Pusat berinisiatif membawa anaknya itu isolasi di sana.

“Akhirnya anak aku dirujuk juga ke Wisma Atlet, setelah ketahuan positif. Diurus sama puskesmas setempat atas permintaanku,” kata Bani saat dihubungi reporter Alinea.id, Selasa (30/3).

Anaknya diantar sang suami ke Wisma Atlet. Perempuan yang sehari-hari bekerja sebagai analis di salah satu laboratorium kesehatan ini kemudian mengurus anaknya di Wisma Atlet. Ketika mengurus anaknya di Wisma Atlet, dirinya merasa khawatir dengan kondisi buah hatinya.

“Ujiannya lebih ke mental. Saya jadi sering sedih. Jadi lebih khawatir,” ujarnya.

Namun, ia merasa beruntung anaknya tak punya penyakit penyerta dan memiliki imunitas yang cukup baik, sehingga bisa sembuh tanpa mengalami kondisi kritis. Setelah menjalani perawatan selama 10 hari, anaknya dinyatakan negatif dan bisa pulang.