Selama sesi keluh kesah dari keluarga penumpang berlangsung, Rusdi terlihat lebih banyak duduk tunduk serta menghindari sorot kamera media.
Pendiri maskapai penerbangan Lion Air Group Rusdi Kirana menjadi sasaran tumpahnya tangis kekecewaan keluarga korban penerbangan Lion Air JT-610 saat pemerintah bersama Lion Air Group menggelar pertemuan dengan pihak keluarga korban, di Hotel Ibis Cawang, Jakarta Timur, Senin (5/10).
Selain Rusdi, dalam pertemuan itu hadir juga Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas) M Syaugi, Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Soerjanto Tjahjo serta manajemen Lion Air.
Salah seorang keluarga korban bernomor manifest 122 atas nama Shandy Johan Ramadhan dengan suara parau gemetar menahan tangis, mencecar Rusdi atas beberapa hal. Dia menilai Lion senantiasa tersandung masalah keselamatan penerbangan dan tampak abai atas nyawa penumpangnya tersebut. Dia mengaku tak pernah sekali pun dihubungi pihak Lion Air selepas peristiwa jatunya pesawat di perairan Karawang.
"Saya tidak ingin jadi provokator, tapi saya anggap pak Rusdi Kirana gagal. Kami kehilangan anak kami terkasih, bukan sekedar barang yang dibuang ke laut," ujarnya dengan nada tinggi penuh amarah sambil tersedu-sedu.
Menurutnya, kompensasi yang diberikan kepada keluarga korban tidak dapat dianggap sebagai wujud kepedulian pihak maskapai berlogo kepala Singa itu kepada penumpangnya. Sebab dianggap sebagai kewajiban Lion Air kepada keluarga. Dia meminta Lion merangkul dan berempati dengan cara memberikan informasi secara terbuka dan jelas kepada pihak keluarga.