Perpeloncoan era pandemi: Saat sang senior tetap keji meski hanya ketemu lewat layar

Meski digelar secara daring, acara pengenalan kampus bagi mahasiswa baru masih tetap diwarnai perpeloncoan.

Ilustrasi ospek online. Alinea.id/Dwi Setiawan

Akun Twitter dan Instagram milik Ababil Ababil, @ababil_kuadrat mendadak "populer" pada pertengahan September lalu. Permintaan berteman (friend request) datang beramai-ramai. Direct message (DM) pun membanjiri kotak pesan akunnya. 

Sayangnya, akun-akun yang mengirimkan friend request itu tak dikenal Ababil. Mereka tiba-tiba muncul tak lama setelah Ababil memviralkan kasus perpeloncoan pada masa orientasi studi dan pengenalan kampus (ospek) di Fakultas Teknik (FT) Universitas Bengkulu (Unib). 

"Siang saya upload, malamnya banyak banget yang ngancem dan minta agar di-take down. Akhirnya, saya take down karena banyak banget yang meneror dengan akun fake (palsu)," ujar Ababil saat dihubungi Alinea.id, Rabu (23/9) lalu.

Meskipun unggahan itu telah dihapus, teror ancaman tak kunjung berhenti. Merasa terganggu, Ababil pun memutuskan untuk bikin sebuah utas (thread) di akun Twitter miliknya. "Langsung banyak lagi yang nge-DM. Saya dapat ancaman lagi," ujar dia.

Dalam utas tersebut, Ababil menyertakan tangkapan layar (screenshot) percakapan-percakapan di sebuah grup WhatsApp dan potongan-potongan video. Rata-rata anggota grup WhatsApp itu adalah teman-teman lama Ababil di Bengkulu.